Gunung Ungaran merupakan salah satu gunung di Jawa Tengah yang terletak tidak jauh dari Ibukota Provinsi, tepatnya di Kota Ungaran (ibukota Kabupaten Semarang), yah sesuai nama gunungnya lah ya. Tingginya memang hanya 2050 meter di atas permukaan laut dan sangat cocok buat anda yang noob atau baru dalam hal pendakian duniawi, tapi seperti kata orang bijak, “jangan pernah menyepelekan alam jika kau tak ingin disepelekan alam awokwok”.
Perjalanan kami kali ini dimulai dari kota Surakarta Hadiningrat dan pesertanya sejumlah 4 gelintir orang yang masing-masing memiliki kepribadian berbeda bahkan semi-semi tidak saling mengenal.
Pukul 4 sore hari adalah rencana awal waktu keberangkatan kami namun waktu itu pula hujan lebat terjadi di kota Solo dan kami masih terpisah di tempat awal kami masing-masing. Sekitar pukul 6, walaupun hujan belum selesai tetapi sudah lebih ringan dari sebelumnya, kami berkumpul di masjid sekitar Universitas Muhammadiyah Surakarta di Pabelan karena teman kami yang 2 orang sholat maghrib di sana sekalian nyari perlengkapan naik gunung di sekitar kampus, agak rempong sih mereka tuh.
Selesai sholat maghrib kami nongkrong di hik (orang jogja nyebutnya angkringan) sambil menikmati hidangan makan malam sego kucing dari chef pembuat nasi kucing yang kami ga kenal dan ga pernah ketemu sebelumnya. Selesai santap malam adzan isya pun berkumandang dan kami sholat isya di masjid yang tadi itu.
Perjalanan dari Solo ke Ungaran kurang lebih memakan waktu 2 jam lebih karena kami mampir ATM dan mampir Indomaret dulu untuk beli gas buat masak. Sekitar pukul 9 lebih, kalau tidak salah jam 10 malam kami sampai di basecamp mawar, tempatnya harus lewat perkampungan warga dan gerbang Umbul Sidomukti yang kami disetop oleh security dan suruh bayar sekitar 5000 per orang padahal kami tidak masuk Umbul Sidomuktinya.
Jalur Pendakian Gunung Ungaran
Di basecamp Mawar ini kami disuruh cuci tangan dan dicek suhu serta daftar dulu, biayanya biasa lah ga nyampe sepuluh ribu per orang plus parkir. Basecamp ini unik karena sebetulnya ini tempat camping keluarga macam bumi perkemahan begitu, jadi tempatnya cukup rame dengan banyak warung, toilet, dan parkir mobil yang luas. Oh iya, kami bahkan harus nanya dulu ke petugas jalur pendakian ke puncak yang mana, serta minta peta rute, karena kalo ga nanya pasti dikira cuma mau camping senang-senang saja di Mawar.
Sekira jam setengah sebelas malam kami mulai berjalan naik, memang tidak ideal nanjak jam segitu tapi apa daya baru nyampe. Dari basecamp yang kami melewati beberapa tenda-tenda orang pada camping keluarga kemudian jalan selama kurang lebih setengah jam yang tidak nanjak-nanjak amat dan bahkan banyak bonusnya sampailah di pos 1.
Ga lama istirahat di pos 1 (atau malah ga istirahat ya, lupa) dilanjutkan dengan berjalan lagi sekitar ga nyampe 20 menit dengan medan tanah yang basah tapi ga begitu nanjak juga kami mendengar suara gemericik air yang makin lama makin bergemuruh kencang dan terdengar seperti air terjun, ternyata kami sampai di kali dan harus menyeberangi kali tersebut, di peta tempat ini disebut mata air, mungkin ada mata air kalo menyusuri kali ini sampai hulunya. Oh dan jangan salah, airnya sangat seger bisa langsung diminum apalagi buat mandi tapi hati-hati ada banyak pacet atau lintah, tapi tenang lintahnya cuma menghisap darah ga menghisap uang anda seperti lintah darat.
Pendakian Gunung Ungaran
Karena perjalanan ini berlangsung di malam hari jadi kami lewat saja, ga main air dulu. Ga nyampe sepuluh menit sampailah kami di pos2 dan kami beristirahat di sana ketemu beberapa orang yang sama-sama naik dan beristirahat juga di pos tersebut.
Dari pos2, kami berjalan selama kurang lebih 15 menit kami sampai ke pos3 dengan medan yang masih sama-sama saja dengan sebelum-sebelumnya, tanah basah kadang berlumpur, ga terlalu nanjak, tapi kadang pinggirnya jurang jadi hati-hati saja.
Setelah pos3 merupakan jalan yang paling panjang di trek pendakian Ungaran via Mawar ini, tapi tetap ga begitu nanjak-nanjak amat, jalanan juga masih sama yaitu tanah basah kadang berlumpur, tapi karena panjang jadi sekitar kurang lebih 30 menit kami baru sampai di pos4.
Beristirahat sebentar di pos4, kami mempersiapkan diri untuk trek yang kemudian adalah trek yang betul-betul nanjak sampai puncak. Sebetulnya trek antara pos4 sampai ke puncak pertama bukan merupakan trek terpanjang sepanjang jalur ini, tapi karena jalurnya betul-betul nanjak tidak seperti dari basecamp sampai pos4 jadi emang trek ini mengambil waktu yang paling lama, dan kami sudah bergila-gila di sini.
Puncak Gunung Ungaran
Akhirnya sekitar pukul 2 kami sampai di salah satu puncak entah yang mana apakah Puncak Batu atau Puncak View, kami segera mendirikan tenda dan segera tidur karena capek banget bro ngantuk pula. Tempatnya ga terlalu luas dan sudah ada banyak tenda berjejer dan kami harus muter-muter dulu nyari tempat, long story short kami tidur.
Pagi datang dan setelah shubuh saya berangkat sendiri menuju puncak Banteng Raider karena jaraknya ga nyampe 20 menit dan temen-temen masih ada yang tidur dan beberapa masih capek, foto terlampir ya. Setelah menikmati puncak yang luar biasa saya turun menuju tenda, tapi sebelum sampai di tenda ketemu temen yang berusaha naik dan saya diajak naik lagi, yaudah.
Puncak Banteng Raider ini ada tugu-tugu dari batalion militer TNI, entahlah apa maksudnya. Beberapa artikel di google mengatakan tempat ini tempat pelatihan pasukan Batalion Raider tapi gatau bener ga soalnya pas ke sini ga ketemu personil militer apapun.
Demikian dari kami.
Baca juga cerita perjalanan kami ke Gunung Api Purba Nglanggeran
Lumayan juga 3 jam baru sampai puncak ya mas. Sebagai orang awam yg ga pernah mendaki gunung, aku ngebayangin naik ke atas di tengah Medan yg gelap, cuma ngandelin senter atau cahaya dari alat, langsung jiper sih ?.
Saluuut lah akhirnya bisa sampe puncak juga. ?